Tipe tipe pengguna bb berdasarkan umurnya

Umur 0-5

Anak umur segini sih menurut MBDC harusnya belom pake BB. Pake HP Nokia jadul juga harusnya belom! Tapi banyak kan, orang tua yang kurang bertanggung jawab yang ngasi anak dibawah umur HP kelewat canggih. Akhirnya sih itu BB dipake sama mbak baby sitternya sih paling. Eh kalo kamu termasuk yang umur segini dan udah bisa buka internet, kami salut sama kamu! Tapi kamu juga harusnya jangan buka MBDC, buka ini aja!
Umur 6-12

Nah para pengguna usia SD. Masih bocah ingusan gitu deh. Menurut kami umur segini juga kecepetan sih pake BB. Paling dipake buat nanya PR sama temen sekolah, ngomongin episode Ben 10 sama Tendangan si Madun terbaru, ama nanya mamah pak supir yang jemput udah jalan apa belum. Sama paling dipake buat FB dan Twitter, yang isinya juga gak jelas, soalnya umur segini belom ngerti-ngerti amat fungsi social media sebenarnya.
Umur 13-22

Para remaja dan young adult ini menurut MBDC udah cocok pake smartphone. Buat kamu, BB adalah alat pergaulan kamu, dan juga buat status sosial. Apa? HP Kamu masih belom berwarna layarnya? Duh sori ya, kita gak level maen sama kamu. Fungsi utama BB bagi kamu sudah pasti BBM, buat chatting seharian sama temen-temen kamu, dan juga buat pacaran lah. Fungsi kedua utama buat social media pasti, kamu gak boleh dong ketinggalan update status cewek paling cantik kelas sebelah, walaupun statusnya cuma ngasi tau dia lagi makan apa sama denger lagu apa. Informasi apapun tentang si cewe itu, apapun, sangat vital bagi kamu walaupun kamu sebenernya gak berani ngegebet juga.
Umur 23 – 35

Kamu udah gede, udah tau mana yang baik mana yang buruk. Kamu tau iOS dan Android itu lebih superior daripada BB OS yang kacrut itu. Tapi karena tuntutan masyarakat dan pekerjaan, kamu nyerah deh pake BB. Tapi gak usah malu, karena banyak yang seperti kamu, dan RIM membuat BB pertama kali emang buat orang-orang seumuran kamu ini. Fungsi utama BB buat kamu sesuai dengan fungsi sebenernya, buat komunikasi, terutama BBM dan email. Maksudnya komunikasi disini adalah mempermudah bos kamu untuk memberikan perintah dan pekerjaan baru untuk kamu.

Kamu sering bilang pengen liburan sehari aja, dan BB kamu matiin, tapi kenyataannya ketika kamu liburan beneran, hal pertama yang kamu lakukan adalah mastiin BB kamu nyala di tujuan kamu.
Umur 35 – 65

Golongan umur segini menggunakan BB sama dengan kategori sebelumnya, cuma bedanya, kamu make BB supaya gampang ngasi perintah dan.. Eh maaf. Anda memakai BB agar mudah memberikan instruksi dan memperlancar komunikasi antara anda dan bawahan anda. Selain itu anda menggunakan BB untuk menjaga silaturahmi dengan kerabat dan kolega.

Group BB anda biasanya isinya teman SD/SMP/SMA, Kuliah, Arisan dan sejenisnya, dan lewat group tersebut anda sering saling berkirim guyonan-guyonan klasik serta berita-berita terkini yang anda teruskan kepada sanak famili anda.
Umur 65 >

Wah canggih nih, kakek-kakek pake smartphone! Walaupun jarang, tapi keberadaan kakek/nenek high tech di negara ini tidak bisa dipungkiri lagi. Mereka biasanya berjiwa muda, dan masih aktif berkegiatan, baik itu main golf, kumpul-kumpul dengan teman lama, atau ikut acara orang-orang kaya gitu deh. Bagi mereka, BB tentunya digunakan untuk komunikasi dengan keluarga dan teman-teman lama.

Mereka biasanya aktif di group keluarga, dimana mereka suka mengirim cerita-cerita inspiratif, atau yang bersifat keagamaan.
Special Case : Tante-Tante Mall (Segala Usia)

Buat para tante-tante ini, BB tentu saja digunakan untuk status sosial dan menjaga komunikasi dengan rekan-rekan sesama tante Mall. Group BB tante mall biasanya ngomongin kapan mau arisan selanjutnya, dan acara-acara sosial lainnya. Para tante mall ini biasanya megang BB di tangan kanan, sementara sebuah handbag mahal bergelayutan di tangan kiri. Dan gak jarang juga, mereka punya ekor yang berupa balita dan baby sitter yang juga mencakup asisten pribadi.

Nah, sekian laporan dari penelitian MBDC. Apakah kamu setuju ? Kalo setuju, mari kita diskusikan lebih dalam di bagian comment. Kalo enggak, yaudah sana gih, bikin aja penelitan sendiri terus kamu publish di website kamu sendiri *sensi* :D

Sumber: http://malesbanget.com/2012/05/tipe-tipe-pengguna-bb-berdasarkan-umurnya/#ixzz1ur57r5oO
Copyright Malesbanget.com 2011
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives
Read More...

10 Penyakit mental manusia


1. Menyalahkan orang lain
Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan.

Primitif. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah: "Siapa nih yang nyantet?" Selalu "siapa", Bukan "apa" penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa" sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas.

Kekanak-kanakan. Kenapa? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh, "Adik tuh yang salah", atau, "Mbak tuh yang salah". Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

2. Menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan mengakui kesalahan. Anda pernah mengalaminya? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat, dan sebagainya, Lha, saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha, saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai "improper guilty feeling".

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang, "Saya kok yang memang salah, tidak mampu, dan sebagainya". Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. Tidak punya goal atau cita-cita
Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini: Ada anjing jago lari yang sombong. "Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya". Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang, "Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain. "Ah, lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang". "Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih". Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.

4. Mempunyai "goal", tapi ngawur mencapainya
Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya, "Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan".

5. Mengambil jalan pintas (shortcut)
Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smash 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin!. Karena hal itu melawan kodrat.

6. Mengambil jalan terlalu panjang, terlalu santai
Analoginya begini: Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha, kalau jalannya runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan?

7. Mengabaikan hal-hal kecil
Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. Terlalu cepat menyerah
Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.

9. Bayang-bayang masa lalu
Wah, puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa? Kita selalu penuh memori kan? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik? Nggak ada kan? Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.

10. Menghipnotis diri dengan kesuksesan semu
Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi. Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan, "Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.
Read More...

TENTANG HIDUP

Adakalanya tiba masa-masa sulit, yang membuat hidup terasa penuh kepedihan dan keluh kesah. Namun pada saatnya jua tibalah masa kegembiraan, yang membuat hidup terasa ringan dan terang. Tanpa sadar bibir kita basah dengan senyuman. Sesungguhnya kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, keriangan, dan emosi-emosi lain hanyalah sementara. Sebagaimana sesaatnya malam ditelan siang. Tak selamanya kesedihan dan kegembiraan melanda Anda. Semua itu datang silih berganti, tanpa dapat selalu dinanti.
Yang perlu Anda pahami adalah kesementaraan ini. Kesementaraan menunjukkan bahwa emosi-emosi itu bukanlah milik Anda. Ia hanya sebuah tawaran dari alam yang menuntun tindakan dan sikap Anda. Ia bukanlah Anda. Saat gembira sadarilah kegembiraan itu. Saat sedih, pahamilah kesedihan itu. Saat Anda penuh dengan kesadaran akan emosi Anda , saat itu anda bersentuhan dengan jiwa yang tenang milik Anda.
sumber: blog sahabat
Read More...
  • description
  • description
  • description
  • description

Video Gallery

  • free space/charge
  • free space/charge
    free space/charge
  • free space/charge
    free space/charge
  • free space/charge
    free space/charge
  • free space/charge
    yang mau pasang iklan,foto,facebook disini gratis (syarat dan kententuan)
  • free space
    yang mau pasang iklan,foto,facebook disini gratis (syarat dan kententuan)
  •